SEJARAH FILSAFAT DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KE MASA

Mengulas mengenai filsafat, tentu tak akan pernah terlepas dari sejarah filsafat itu sendiri. Bagaimana tidak? Sebagai ilmu yang membahas mengenai kebenaran absolut suatu hal, perkembangan pemikiran filsafat dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Tak heran apabila terdapat banyak sekali filsuf di dunia dengan pemikiran yang berbeda-beda.

Jika Anda membaca ulasan sebelumnya mengenai definisi filsafat, Anda akan mengerti bahwa setiap filsuf memiliki ciri khas pemikiran sendiri. Hal ini tentu tak terlepas dari di mana mereka hidup dan peristiwa seperti apa yang telah dialaminya. Dengan begitu, mereka akan memahami serta berupaya menemukan jawaban atas segala masalah yang ada.
SEJARAH FILSAFAT DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KE MASA

Nah, untuk itu, pada kesempatan kali ini Filsafatisme akan secara khusus mengulas mengenai sejarah filsafat. Ulasan berikut berupa ringkasan perkembangan pemikiran filsafat dari waktu ke waktu. Tujuannya agar Anda memahami bagaimana pemikiran filsafat berubah. Tak perlu berlama-lama, simak ulasan berikut.

Ringkasan  Sejarah Filsafat

Untuk memahami perkembangan filsafat dari masa ke masa, Anda dapat membaca sejarah singkat filsafat berikut ini:

1. Masa Para Filsuf Alam

Pada masa ini, dapat dikategorikan menjadi beberapa filsuf dari tempat asal mereka. Di antaranya adalah:

Filsuf dari Miletus (Sekitar 585 SM)

Pada periode ini, dimulai sekitar tahun 585 SM. Di masa tersebut, seorang filsuf yang terkemuka adalah Thales. Ia mengatakan bahwa terdapat dewa segala sesuatu. Thales juga mengungkapkan bahwa sumber segala sesuatu adalah air.

Setelah itu, muncul filsuf lain yang bernama Anaximender. Ia mengatakan bahwa di dunia yang sekarang ditinggali oleh manusia adalah salah satu dari banyaknya dunia yang muncul di alam semesta yang kemudian hancur dan sirna dalam sebuah sesuatu yang tak terbatas. Menurutnya, sumber segala sesuatu adalah uap atau udara.

Filsuf dari Elea (540 – 480 SM)

Pemikiran filsafat di masa ini muncul antara tahun 540 – 480 SM. Adapun tokoh filsafat yang terkenal kala itu adalah Parminedes. Ia berpendapat bahwa segala sesuatu yang ‘ada’, pasti selalu ‘ada’, tidak akan mengalami perubahan actual.

Perminedes juga percaya bahwa segala sesuatu sekalipun ia telah melihatnya, baginya, akal akan mendorong lahirnya sebuah persepsi indra. Dari situlah muncul berbagai persepsi dan informasi, baik yang benar ataupun salah.

Filsuf dari Epesus (540 – 480 SM)

Perkembangan pemikiran dan sejarah filsafat di masa Filsuf alam yang selanjutnya muncul dari filsuf Epesus. Adapun pemikir yang terkenal adalah Heraclitus. Ia hidup dalam rentang waktu yang sama dengan filsuf dari Elea, Permenides. Meski demikian, pemikirannya dapat dikatakan berkebalikan dengan Parminedes.

Heraclitus berpendapat bahwa perubahan terjadi secara terus menerus seperti halnya aliran air sebagai ciri paling mendasar dari alam. Adapun salah satu kalimat Heraclitus yang terkenal adalah
“Kita tak dapat melangkah dua kali ke dalam sungai yang sama. Kita atau sungainya yang berubah.”

Filsuf dari Sicilia (490 – 430 SM)

Di Sicilia, terdapat seorang filsuf yang cukup terkenal yakni Empedocles. Ia berpandangan bahwa alam tak mungkin terdiri dari satu unsur saja. Namun terdiri dari 4 unsur yakni udara, tanah, air, dan api. Empedocles menerima pendapat Parminedes mengenai adanya unsur tetap ataupun pandangan tentang perubahan segala sesuatu.

Menurut Empedocles, terdapat dua kekuatan yang bekerja di alam semesta yakni cinta yang mengikat segala sesuatu dan sebaliknya perselisihan yang akan memisahkan segala sesuatu.

Filsuf dari Athena (500 – 428 SM)

Pada periode ini, Anaxagoras merupakan seorang filsuf dari Athena yang terkenal. Menurutnya alam diciptakan dari partikel yang sangat kecil, yang tak dapat dilihat dari mata serta jumlahnya tak terhingga.

Filsuf dari Aegea (460 – 370 SM)

Filsuf yang terkenal di Aegea adalah Democritus. Ia merupakan filsuf alam yang terakhir. Democritus dikenal sebagai penemu atom, sebuah partikel terkecil yang tak dapat dibagi lagi. Ia juga percaya bahwa alam semesta terbentuk dari atom yang jumlahnya tak terhingga serta beragam. Democritus merupakan seorang materialis yang tak mempercayai apapun kecuali adanya benda-benda.

2. Masa Filsafat Athena

Setelah filsuf alam, sejarah filsafat yang berikutnya adalah masa filsafat Athena. Disebut demikian karena perkembangan pemikiran di Athena sangat pesat pada masa itu.  Setidaknya terdapat tiga filsuf terkenal dari Athena yakni Socrates, Plato, dan Aristoteles.

Socrates (470 – 399 SM)

Socrates hidup selama 71 tahun. Ia adalah guru Plato, seorang filsul Athena lain yang terkenal. Adapun satu kalimat Socrates yang sangat terkenal adalah:
“Yang kutahu adalah bahwa aku tidak tahu”
Dan
“Sesuatu yang tidak dipikirkan sama dengan tidak ada”
Menurut Socrates, pertanyaan-pertanyaan lah yang membuat keguncangan, bukan jawaban-jawaban.

Plato (428 – 347 SM)

Plato hidup selama 81 tahun. Ia adalah murid Socrates dan guru Aristoteles. Ketika Socrates meninggal dunia dengan meminum racun, Plato masih berusia 29 tahun. Plato mendirikan sebuah Akademia. Plato pulalah yang merumuskan konsep negara filosofis menjadi negara konstitusional. Beberapa pemikiran dan konsep-konsep yang disusun oleh Plato adalah Apologia (berisi pembelaan atas Socrates) dan Epistles (25 dialog filsafat).

Aristoteles (384 – 322 SM)

Adapun filsuf besar Athena yang terakhir adalah Aristoteles. Ia hidup selama 62 tahun dan merupakan murid Plato di Akademia. Selain menjadi seorang filsuf yang terkenal, Aristoteles juga merupakan ahli biologi besar Eropa yang pertama kali menuliskan sekitar 170 tulisan.

Itulah tiga filsuf besar masa Athena. Dalam filsafat, Aristoteles dapat dikatakan sebagai penemu permainan logika. Plato adalah penemu permainan hide and seek atau petak umpet.

3. Masa Helenisme

Masa perkembangan filsafat yang berikutnya adalah masa Helenisme. Masa ini berlangsung kurang lebih selama 300 tahun yakni dimulai dari abad 4 SM hingga tahun 400 M. Pada masa ini, pemikiran filsuf Athena sudah tidak mendominasi lagi. Dominasi Yunani terbagi 3 wilayah yakni Macedonia, Syria, dan Mesir. Pada masa Helenisme pulalah mulai muncul persinggungan batas antara ilmu pengetahuan, agama, dan filsafat.

Setidaknya terdapat 4 aliran filsafat di Masa Helenisme, di antaranya adalah sebagai berikut:

Kaum Sinis

Sebenarnya aliran ini berkembang sekitar tahun 400 SM. Pandangan filsafat yang dianut disebut juga dengan filsafat tong. Aliran ini menyakini bahwa kebahagiaan bukan terdapat pada hal-hal lahiriyah namun terletak pada ketidaktergantungan terhadap sesuatu. Tokoh filsafat yang menganut aliran ini adalah Antisthenes (muris Socrates) dan Diogenes.

Kaum Stoik (Stoa)

Stoa merupakan kata Bahasa Yunani yang berarti Serambi. Aliran filsafat ini berkembang sekitar 300 SM. Kaum Stoik berpandangan bahwa setiap orang merupakan miniatur dan merupakan cerminan makrokosmos. Selain itu, setiap orang merupakan bagian dari satu akal yang sama.

Adapun tokoh terkenal penganut aliran ini adalah Zeno, Seneca, Cicero, dan Marcus Aurelius. Istilah “ketenangan kaum Stoik” merupakan sebutan yang disematkan bagi orang yang tak membiarkan perasaan menguasai dirinya.

Kaum Epicuran

Aliran ini berkembang hampir bersamaan dengan aliran Stoa, yakni sekitar tahun 300 SM. Kaum Epicuran disebut juga filosof taman yakni filsuf yang percaya bahwa hidup adalah untuk sekarang. Tokoh yang paling terkenal adalah Aristippus (murid Socrates) yang menyakini kebaikan adalah kenikmatan tertinggi dan kejahatan adalah penderitaan. Tokoh lain penganut aliran ini adalah Epicurus. Ia menggabungkan antara etika kenikmatan Aristippus dan teori atom milik Democritus.

Aliran Neoplatonisme

Ini merupakan sebuah aliran yang diilhami oleh pemikiran filsafat Plato. Tokoh yang paling terkenal adalah Plotinus yang hidup sekitar 205 – 270 SM. Ia berpandangan bahwa dunia ide adalah kekal dan dunia indra berubah. Jika dan raga merupakan dualism atau realitas ganda.

4. Masa Abad Pertengahan

Perkembangan sejarah filsafat yang berikutnya adalah pada masa abad pertengahan. Disebut Abad Pertengahan karena pemikiran filsafat yang berkembang di masa tersebut berlangsung di antara dua periode yang berbeda. Masa ini juga disebut sebagai 1000 tahun pertumbuhan karena terjadi beragam peristiwa penting, di antaranya:

  1. Tahun 330 M. Konstantin Agung memindahkan ibu kota Kekaisaran Romawi yang awalnya di Roma ke Konstantinopel (yang juga dikenal dengan Alexandria atau Istanbul). 
  2. Tahun 380 M. Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.
  3. Tahun 395 M. Romawi terbagi menjadi dua wilayah yakni Romawi Barat (Ibukota Roma) dan Romawi Timur (Ibukota Konstantinopel). 
  4. Tahun 410 M. Roma direbut oleh bangsa barbar. Selain itu, pada tahun 476 M, Romawi Barat hancur lebur. Sedangkan Romawi Timur masih mampu bertahan hingga tahun 1453 sampai akhirnya ditaklukkan oleh Turki. 
  5. Tahun 529 M. Pihak gereja menutup Akademia Plato yang berada di Athena. Alasannya karena gereja menolak filsafat Yunani. Di tahun ini berdiri Ordo Benidictin, yakni sebuah ordo pertama dari ordo monastic besar. Monastik atau monoisme merupakan gagasan bahwa hanya terdapat satu alam semesta serta taka da pertentangan antara materi dan roh. 
  6. Tahun 632 M. Nabi Muhammad ﷺ meninggal dunia. 
  7. Tahun 1200 M. Universitas pertama di dunia didirikan, katedral Gothik dibangun. Pada tahun ini pulalah disebut sebagai puncak periode Gothik.

Selain peristiwa-peristiwa di atas, di abad pertengahan umat Islam juga menetapkan Makkah, Madinah, Baghdad, dan Jerusalem sebagai kota suci muslim. Hal ini dipengaruhi oleh keberhasilan bangsa Arab dalam mengambil alih Alexandria dari Romawi.

Adapun Tokoh-Tokoh yang Terkenal di Masa Abad Pertengahan adalah sebagai berikut:
  1. St. Agustin (354 – 430 M). Ia merupakan seorang uskup neoplatonik. Hal ini karena pandangan pemikirannya berasal dari filsafat Plato. Adapun karya ilmiahnya adalah City of God. St Agustin percaya bahwa seluruh sejarah manusia berisi tentang pertempuran-pertempuran yang terjadi antara kerajaan dunia dan kerajaan Tuhan.  
  2. Hildegaard (1088 – 1179 M). Ia dikenal sebagai seorang ahli pikir wanita di abad pertengahan.
  3. Thomas Aquinas (1225 – 1274 M). Pandangan filsafat Thomas Aquinas berasal dari ajaran filsafat Aristoteles. Ia percaya terhadap kebenaran teologis alamiah.

Setidaknya itulah beberapa pemikir filsafat yang terkenal di masa abad pertengahan. Selain 3 tokoh di atas, masih banyak pemikir lain. Namun untuk lebih detailnya, kami akan membahasnya pada ulasan berikutnya.

5. Masa Renaissance

Renaissance atau pencerahan dapat diartikan sebagai kelahiran kembali, yakni sebuah periode dimana terjadi reformasi hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama yang menjadi lebih bebas satu sama lain. Di samping itu, pada masa ini mulai terbukanya jalan pada metode ilmiah baru. Beberapa fakta yang berhubungan dengan masa ini adalah:
  1. Periode renaissance mulai berkembang di akhir abad ke-14 dimulai dari Italia Utara dan menyebar dengan cepat di abad 15 dan 16.
  2. Ditandai dengan kelahiran kembali kebudayaan dan kesenian Yunani Kuno. Motto Yunani Kuno yang terkenal pada masa ini adalah back to basic  atau ‘kembali ke sumber’. 
  3. Penemuan-penemuan utama yang muncul sebelum tahun 1500 M adalah kompas, senjata api, percetakan, dan teleskop. Empat penemuan penting tersebut menjadi pendorong dan penyemangat tersendiri bagi para pemikir di abad Pencerahan atau Renaissance.
Hal penting lain yang terjadi di masa Renaissance adalah adanya perubahan-perubahan di bidang ekonomi dan budaya. Terjadi transisi ekonomi yang awalnya hanya sebagai penyambung hidup menjadi ekonomi moneter. Selain itu mulai muncul perbankan. Pada masa ini pulalah kebutuhan dapat dibeli dengan mata tukar uang sehingga menuntut masyarakat untuk lebih rajin dan imajinatif.

Dalam bidang pemikiran, terjadi pertemuan kembali 3 aliran utama yang awalnya berasal dari kebudayaan Yunani-Romawi. Tiga aliran tersebut kemudian menyatu menjadi satu aliran utama. Di antaranya adalah Yunani dan Arab di Spanyol, Yunani dan Eropa Timur di Bizantium, dan hubungan antara Afrika Utara dan Timur Tengah dalam perkembangan budaya Islam.

Dengan penekanan humanisme terhadap individualisme, muncul beberapa pemikir besar di abad Renaissance. Di antaranya adalah:
  1. Galileo Galilei. Terkenal dengan ungkapannya: “ukurlah apa yang dapat diukur, buatlah sesuatu yang dapat diukur agar dapat diukur”.
  2. Francis Bacon. Mengatakan bahwa “Pengetahuan adalah Kekuasaan”
  3. Nicolaus Copernicus. Dikenal dengan teori heliosentris yang menentang teori geosentris sebelumnya. Copernicus juga menerbitkan sebuah buku berjudul On The Revolutions of The Celestial Spheres. 
  4. Johannes Keppler. Mengatakan bahwa orbit planet berbentuk elips dan matahari merupakan pusatnya. 
  5. Isaac Newton. Merupakan penemu hukum/teori gravitasi universal. Ia juga memberikan deskripsi final mengenai tata surya dan orbit-orbit planet.
Di masa Renaissance juga muncul semangat keagamaan baru. Hal ini dipengaruhi oleh berpisahnya ilmu pengetahuan dan filsafat terhadap teologia. Dampaknya, muncul kesalehan Kristen yang baru, yang ditandai dengan munculnya gerakan reformasi gereja. Kitab Injil pun yang selama ini dicetak dengan Bahasa latin diterjemahkan ke dalam berbagai Bahasa. Adapun tokoh yang cukup berpengaruh adalah Martin Luther dari Jerman serta Erasmus dari Rotterdam.

6. Zaman Barok

Dalam sejarah filsafat, periode zaman Barok dimulai pada abad ke-17 M. Tandanya adalah lahirnya banyak esai mengenai filsafat. Di masa ini pulalah terjadi perang selama 30 tahun (1618 – 1648 M) yang berakhir dengan kejayaan Prancis dan kekalahan Jerman. Tokoh yang terkenal di masa ini adalah William Shakespeare, Rene Descartes, Baruch Spinoza, Ludwig Holberg, Calderon de la Barca, dan Thomas Hobbes.

7. Masa Abad Pencerahan

Periode selanjutnya adalah abad pencerahan yang berlangsung di abad ke-18 hingga 19. Tokoh yang terkenal adalah:
  1. Soren Kierkgaard. Merupakan salah satu pelopor aliran filsafat eksistensialisme. Menurutnya terdapat 3 tahap kehidupan yakni tahap estetika (hidup untuk saat ini, maka nikmatilah), tahap etika (keunggulan dalam bertindak sangat berkaitan dengan pilihan moral), dan tahap religius.
  2. Friederich Hegel. Ia terkenal dengan pemikirannya terkait proses dialektis, yakni ketegangan dialektis 2 konsep yang juga disebut dengan logika dinamis, sintesis dari tesis dan anti-tesis. 
  3. Niels Bohr. Menyatakan bahwa ketegangan dialektis dilahirkan dari tindakan spontan yang akhirnya mendorong terjadinya perubahan mendadak. 
  4. Karl Marx. Ia adalah seorang filsuf materialis dialektis atau materialis historis. Menurutnya, dalam seluruh tahapan sejarah selalu ada pertentangan antara dua kelas masyarakat yang berkuasa.
Selain beberapa tokoh di atas, masih banyak sekali tokoh lain seperti Charles Darwin, Sartre, Montesque, Voltaire, Rousseau, John Locke, Barkeley, dan David Hume. Semua tokoh-tokoh tersebut akan diulas secara mendalam pada postingan Filsafatisme berikutnya. 

8. Zaman Kontemporer

Sejarah filsafat yang terbaru disebut pada masa kontemporer. Perkembangan filsafat di masa ini berlangsung di abad ke 20. Beberapa filsuf yang memberikan pengaruh sangat penting pada masa kontemporer adalah Friedrich Nietzsche. Ia menentang historisme Jerman dan filsafat Hegel. Nietzsche juga berusaha untuk menjalankan revolusi dari seluruh nilai sehingga daya hidup yang orang-orang terkuat tidak dapat dihalangi oleh orang lemah.

Setidaknya itulah sedikit gambaran atau ringkasan sejarah filsafat mulai dari filsafat Alam hingga filsafat kontemporer seperti sekarang. Filsafatisme menyadari bahwa penjelasan di atas masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, pada kesempatan berikutnya akan dibahas secara terperinci mengenai masa perkembangan pemikiran filsafat serta tokoh-tokoh yang berpengaruh di dalamnya.

Semoga ulasan mengenai sejarah filsafat pada kesempatan kali ini dapat memberikan manfaat bagi Anda. Sampai jumpa pada ulasan berikutnya, Salam Filsafat!

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "SEJARAH FILSAFAT DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KE MASA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel