5 PRINSIP DALAM BERFILSAFAT - FILSAFATISME
Dalam berfilsafat, tentu terdapat prinsip-prinsip penting di dalamnya. Hal ini karena berfilsafat selalu memiliki keterkaitan erat dengan pengalaman umum manusia. Oleh karena itulah kurang tepat kiranya apabila orang yang berfilsafat itu hanya melamun dan tak berpijak pada kenyataan.
Meskipun terkadang berfilsafat selalu melampaui pengalaman konkret, namun hal itu tak berarti berpikir secara filsafati menjauhi kenyataan yang ada di sekitar kehidupan manusia. Bahkan cara berfilsafat yang baik justru bermula dari hal yang dialami oleh seorang filsuf itu sendiri.
Mengutip dari buku Filsafat Ilmu karya Drs. Rizal Mustansyir dan Drs. Misnal Munir, Filsafat menurut Aristoteles dimulai dari rasa kagum yang timbul dari aporia, yakni probelamatika yang sulit dicarikan jalan keluarnya. Dari sinilah kemudian dibutuhkan asas atau prinsip dalam berfilsafat. Menurut The Liang Gie dalam buku Dari Administrasi ke Filsafat, setidaknya terdapat 5 prinsip penting dalam berfilsafat demi mendapatkan hasil yang optimal. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
5 Prinsip Penting dalam Berfilsafat menurut The Liang Gie
Adapun prinsip-prinsip dalam berfilsafat yang akan diulas pada kesempatan kali ini mengacu pada penjelasan The Liang Gie. Hal ini karena konsep tersebut memang diterapkan dalam pemikiran filsafat, baik filsul masa lampau hingga modern.
Pertama : Meniadakan Kecongkakan Maha Tahu Sendiri
Prinsip penting dalam berfilsafat yang pertama adalah meniadakan kecongkakan maha tahu sendiri. Maksudnya adalah seseorang yang ingin berfilsafat harus mampu mengendalikan dirinya sendiri. Terutama pada sikap merasa dirinya sudah mengetahui tentang hal yang ingin dipelajari.
Sikap seperti itu hanya akan melahirkan solipsisme, yakni menganggap hanya pendapatnyalah yang paling benar. Padahal kesulitan akan mulai muncul ketika seseorang mulai berkomunikasi dengan orang lain yang nantinya memunculkan banyak pertanyaan, yang membutuhkan jawaban dan solusi agar terpecahkan.
Ketika seseorang mampu mengendalikan dirinya sendiri lalu berkomunikasi dengan orang lain, maka ia dapat bertukar pandangan/pikiran. Sebaliknya, apabila ia meresa dirinya paling benar, maka akan muncul perdebatan yang tak akan membuahkan hasil.
Kedua : Perlunya Sikap Mental berupa Kesetiaan pada Kebenaran
Prinsip dalam berfilsafat ini juga cukup penting dimiliki bagi siapapun yang ingin mulai berfilsafat. Pasalnya sebuah kesetiaan pada kebenaran akan melahirkan keberanian untuk mempertahankan kebenaran yang ia perjuangkan. Dalam hal ini, bukan berarti seseorang merasa dirinya mengetahui segala hal. Namun saat ia sudah berpegang pada prinsip kebenaran, yang telah ia dapatkan dari proses panjang, maka ia akan mempertahankan prinsip tersebut.
Ketiga : Memahami secara Sungguh-Sungguh Persoalan Filsafati dan Berusaha Menemukan Jawabannya
Salah satu prinsip penting dalam berfilsafat ini punya tujuan penting. Ketika seseorang telah mendalami sebuah persoalan filsafati dan berusaha untuk menemukan jawaban, maka ia telah melatih pemikirannya secara serius. Ini adalah sebuah latihan penting yang harus dimiliki dalam berfilsafat. Melalui latihan intelektual ini, seseorang akan memperoleh pengertian sejati mengenai realitas.
Keempat : Latihan Intelektual yang Dilakukan dapat Diungkapkan Baik secara Lisan atau Tulisan
Proses belajar filsafat itu cukup lama dan memiliki lingkup luas. Setidaknya dengan begitu, maka seseorang dapat memecahkan persoalan filsafati oleh dirinya sendiri. Contohnya adalah pemahaman seseorang terhadap keadilan. Akan muncul persoalan-persoalan dan pertanyaan tentang keadilan itu sendiri. Bagaimana pemahaman kita tentang keadilan? Apakah pengertian keadilan yang dipahami secara hukum sudah cukup memuaskan pemikiran kita? Jika belum, bagaimana yang seharusnya? dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul. Semua pertanyaan itu dapat dijelaskan secara baik.
Kelima : Sikap Keterbukaan Diri
Prinsip penting dalam berfilsafat yang berikutnya adalah sikap keterbukaan diri. Maksudnya yakni seseorang yang mempelajari filsafat seharusnya tak dihinggapi oleh prasangka/pandangan sempit yang hanya tertuju ke suatu arah saja. Mengapa? Hal ini seperti yang telah dijelaskan dalam ulasan ciri berpikir filsafat, dimana filsafat mencakup hal yang luas. Jadi seseorang yang ingin mulai berfilsafat harus memiliki pengetahuan luas dan tidak terkurung pada pemikiran sempit saja.
Itulah beberapa prinsip dalam berfilsafat yang harus Anda ketahui. Ketika sudah memegang prinsip-prinsip tersebut, maka segala persoalan dapat dipecahkan dengan solusi yang memuaskan. Semoga apa yang kami jelaskan pada kesempatan kali ini dapat memberikan jawaban bagi Anda.
Belum ada Komentar untuk "5 PRINSIP DALAM BERFILSAFAT - FILSAFATISME"
Posting Komentar